Sejarah Paskibraka dan HUT 2024 Yang Bersejarah

Pada tahun 2024, upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia dilaksanakan untuk pertama kalinya di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Acara ini menjadi momen bersejarah, menandai perpindahan pusat pemerintahan dari Jakarta ke IKN. Upacara di IKN melibatkan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dan dihadiri oleh berbagai pejabat negara. Perayaan ini menonjolkan semangat baru dan komitmen pemerintah terhadap pembangunan ibu kota baru, yang dirancang sebagai simbol kemajuan dan keberlanjutan Indonesia.

Pembawa baki Paskibraka pada upacara HUT ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada tahun 2024 adalah Livenia Evelyn Kurniawan. Livenia adalah perwakilan dari Provinsi Kalimantan Timur dan berasal dari Samarinda

Livenia Evelyn Kurniawan

Sejarah Paskibraka: Dari Awal Mula Hingga Tradisi Nasional

Paskibraka, atau Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, merupakan salah satu elemen penting dalam peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Setiap tahun, para pemuda-pemudi terbaik dari seluruh provinsi di Indonesia dipilih untuk menjadi anggota Paskibraka, yang memiliki tugas utama mengibarkan dan menurunkan bendera Merah Putih pada upacara 17 Agustus di Istana Merdeka, Jakarta. Namun, bagaimana sejarah terbentuknya Paskibraka hingga menjadi tradisi nasional yang sakral dan penuh kehormatan ini?

Awal Mula Pembentukan Paskibraka

Sejarah Paskibraka bermula pada tahun 1946, satu tahun setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, ide untuk membentuk pasukan pengibar bendera pertama kali dicetuskan oleh seorang prajurit TNI, Mayor Husein Mutahar. Ia merupakan seorang tokoh yang sangat peduli terhadap nasionalisme dan kebangsaan. Mutahar mendapat tugas dari Presiden Soekarno untuk menyiapkan upacara pengibaran bendera dalam rangka memperingati satu tahun kemerdekaan Indonesia.

Mutahar kemudian mengumpulkan lima orang pemuda sebagai pengibar bendera di Istana Presiden Yogyakarta, yang pada saat itu menjadi ibu kota sementara Indonesia. Kelima pemuda tersebut mewakili lima sila dalam Pancasila, dan upacara ini menjadi cikal bakal terbentuknya tradisi pengibaran bendera yang diikuti oleh Paskibraka pada tahun-tahun berikutnya.

Perkembangan Paskibraka

Pada tahun 1967, istilah Paskibraka mulai digunakan secara resmi. Paskibraka merupakan singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka. Pada tahun ini, upacara pengibaran bendera Merah Putih sudah mulai berkembang dan dilaksanakan dengan lebih terorganisir. Seleksi calon anggota Paskibraka dilakukan di tingkat daerah, kemudian dilanjutkan ke tingkat nasional, di mana para pemuda terpilih dikirim ke Jakarta untuk bertugas di Istana Merdeka.

Pada tahun 1968, Paskibraka mulai menggunakan formasi yang lebih kompleks dan terstruktur, seperti yang kita kenal saat ini. Formasi ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kelompok 17 (pemandu), kelompok 8 (pengibar bendera), dan kelompok 45 (pengawal), yang melambangkan tanggal proklamasi kemerdekaan Indonesia, yaitu 17 Agustus 1945.

Tradisi dan Nilai Paskibraka

Paskibraka bukan sekadar sebuah pasukan yang bertugas mengibarkan bendera. Lebih dari itu, Paskibraka adalah simbol pemuda-pemudi Indonesia yang bersemangat nasionalisme tinggi, berdisiplin, dan memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap negara. Nilai-nilai yang dipegang teguh oleh anggota Paskibraka mencerminkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Proses seleksi dan pelatihan anggota Paskibraka sangat ketat dan penuh tantangan. Para calon anggota harus melewati berbagai tahap seleksi, mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional. Pelatihan yang mereka jalani melibatkan pembinaan fisik, mental, serta pengetahuan kebangsaan. Hal ini bertujuan agar mereka siap menjalankan tugas mulia mereka pada saat upacara 17 Agustus.

Paskibraka dalam Era Modern

Seiring dengan perkembangan zaman, Paskibraka terus beradaptasi dengan berbagai perubahan. Meskipun demikian, esensi dari Paskibraka tetap sama, yaitu mengibarkan dan menurunkan bendera Merah Putih dengan penuh kehormatan dan kebanggaan. Pada era modern ini, Paskibraka juga menjadi ajang bagi para pemuda untuk menunjukkan prestasi, dedikasi, dan pengabdian mereka kepada bangsa dan negara.

Upacara pengibaran bendera di Istana Merdeka kini telah menjadi tontonan nasional yang disiarkan secara langsung oleh berbagai media. Paskibraka menjadi sorotan utama, dan setiap anggotanya membawa kebanggaan bukan hanya bagi diri mereka sendiri, tetapi juga bagi daerah asal mereka.

Kesimpulan

Paskibraka adalah simbol kebanggaan nasional yang mengakar dalam sejarah Indonesia. Dari awal pembentukannya oleh Mayor Husein Mutahar hingga menjadi tradisi nasional yang sakral, Paskibraka telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. Para pemuda-pemudi yang terpilih menjadi anggota Paskibraka membawa semangat persatuan, disiplin, dan nasionalisme, yang tidak hanya mewarnai upacara 17 Agustus, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia di masa depan.

LihatTutupKomentar