Sialangzone - Teknologi ramah lingkungan seperti atap hijau atau dinding hijau bukanlah hal baru, penerapan teknologi ini terbukti mampu meredam panas layaknya mesim pendingin udara, namun sangat ramah lingkungan. Praktek ini jika diaplikasikan secara masif tentu bisa mengurangi efek rumah kaca dan pemanasan global.
Kini dengan barang kurang berguna bisa kita ubah menjadi media atap rumah hijau. Di sini disainer coba memanfaatakn peti krat susu menjadi pavilion hidup. Seperti yang diciptakan oleh seorang bernama Ann Ha and Behrang Behin.
Ia menciptakan model bangunan layaknya pelana kuda. kotak krat susu ia susun ddan diletakkan pada kerangka yang sudah dibentuk sebelumnya. kotak-kotak krat susu kemudian dijadikan media tanam rumput.
Tak perlu masuk langsung ke dalam pavilion pelana itu, melihatnya saja tentu sudah bisa terbayang kesejukan yang dihasilkan dari dinding dan atap hidup itu.
Selain memberikan suhu yang lebih sejuk dibanding pavilion non alamai, atap hidup ini juga mampu menyerap air dengan baik. Setidaknya saat tetesan hujan jatuh pada atap hijau ini, air tak langsung turun, tapi ditahan beberapa saat, sehingga tidak menimbulkan konsentrasi air secara bersamaan pada satu waktu. Ini tentu bisa meminimalisir terjadinya banjir.Dan kabar baiknya inovasi ini mendapat banyak penghargaan, salah satunya dari asosiasi arsitek Amerika.
Hal ini pun sebenarnya bisa diterapkan di rumah sebagai atap pada teras rumah atau gasebo. Tentu model dan media tanam bisa disesuaikan dengan kondisi serta material yang ada. (http://webecoist.momtastic.com)
Kini dengan barang kurang berguna bisa kita ubah menjadi media atap rumah hijau. Di sini disainer coba memanfaatakn peti krat susu menjadi pavilion hidup. Seperti yang diciptakan oleh seorang bernama Ann Ha and Behrang Behin.
Ia menciptakan model bangunan layaknya pelana kuda. kotak krat susu ia susun ddan diletakkan pada kerangka yang sudah dibentuk sebelumnya. kotak-kotak krat susu kemudian dijadikan media tanam rumput.
Tak perlu masuk langsung ke dalam pavilion pelana itu, melihatnya saja tentu sudah bisa terbayang kesejukan yang dihasilkan dari dinding dan atap hidup itu.
Selain memberikan suhu yang lebih sejuk dibanding pavilion non alamai, atap hidup ini juga mampu menyerap air dengan baik. Setidaknya saat tetesan hujan jatuh pada atap hijau ini, air tak langsung turun, tapi ditahan beberapa saat, sehingga tidak menimbulkan konsentrasi air secara bersamaan pada satu waktu. Ini tentu bisa meminimalisir terjadinya banjir.Dan kabar baiknya inovasi ini mendapat banyak penghargaan, salah satunya dari asosiasi arsitek Amerika.
Hal ini pun sebenarnya bisa diterapkan di rumah sebagai atap pada teras rumah atau gasebo. Tentu model dan media tanam bisa disesuaikan dengan kondisi serta material yang ada. (http://webecoist.momtastic.com)